Steep capital requirements may hit Asian banks holding crypto assets

Regulators are eyeing the same set of capital guidelines used for conventional assets.

Bloomberg reports that regional banks may face new capital requirements for holding Bitcoin and other cryptocurrency-related assets as global regulators eye the possible implementation of measures previously designed for handling of more conventional assets like mortgages and securities. 

The regulations aim to determine how much capital banks need to protect themselves against losses, short-term market volatility and other threats, and could push up financing costs.

The Basel Committee is studying how its members, which include the Australian, Chinese, Hong Kong, Indian, Indonesian, Korean and SIngapore central banks handle exposures in virtual assets in their domestic guidelines.

Also read: Thailand is developing its digital currency for interbank transactions

Based on the results of this review and an analysis of banks’ direct and indirect exposures, the regulator will consider whether to formally clarify the prudential treatment of crypto-assets, according to the FSB.

The move runs in contrast with India whose top court earlier affirmed a ruling banning banks and other regulated institutions from dealing in cryptocurrencies.

Here’s more from Bloomberg:

Pembekuan pendanaan menghantam penyedia layanan BNPL

Investor semakin sedikit mengalirkan dana ke penyedia layanan BNPL yang sudah menghadapi keuntungan margin yang tipis.

HSBC: Aliansi bank-fintech merupakan win-win

Pemberi pinjaman dapat belajar dari teknologi disruptif sambil membantu mereka mematuhi regulasi.

Tokenisasi aset perdagangan untuk menjembatani kesenjangan pembiayaan

Teknologi blockchain dapat mendesentralisasikan operasi keuangan dan mempermudah akses kredit.

BCA menjalankan komitmen terhadap keuangan berkelanjutan

Bank asal Indonesia ini mempertimbangkan aspek lingkungan dan tata kelola dalam keputusan pemberian pinjaman.

Mengapa UNOBank mendorong embedded finance tumbuh di Filipina

Bagi UNOBank, banking interface terpadu adalah strategi pertumbuhan sekaligus upaya inklusi keuangan.

OCBC mencoba mengurangi kesenjangan manfaat bagi agen properti di Singapura

Produk terbarunya menawarkan manfaat finansial di bidang perbankan, asuransi, dan perdagangan.

Upaya Malaysia menjadi anggota BRICS untuk mendorong perombakan sistem perbankan

Namun, tantangan muncul ketika menjauh dari ketergantungan pada AS dan SWIFT.

Platform pembayaran PingPong memperoleh lisensi PJP di Indonesia

PingPong mengincar ekspansi ke pasar ekspor senilai $320 miliar di negara tersebut.

Merger dan penutupan mengancam 3.800 bank di area pedesaan Cina

Sekitar 70 bank di area tersebut telah merger sejak 2023.