Grafik Mingguan: Pasar pembayaran kartu di Indonesia akan bernilai $71,8 Miliar di akhir 2024
Namun, penetrasi terminal point-of-sales masih rendah.
Peralihan menuju pembayaran non-tunai yang terus berlanjut di Indonesia akan membantu mendongkrak pasar pembayaran kartu di negara tersebut dengan perkiraan nilai pasar meningkat sebesar 13,4% menjadi $71,8 miliar (IDR1.093,6 triliun) pada 2024.
Ini melanjutkan kenaikan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 9,7% dalam nilai pembayaran kartu di Indonesia antara 2019 hingga 2023. Pada akhir 2023, pasar ini bernilai $63,3 miliar, menurut perusahaan data dan analitik GlobalData.
Kartu debit menyumbang 58,9% dari total nilai pembayaran kartu pada 2023. Penggunaannya telah melampaui fungsi awal sebagai alat penarikan tunai dan semakin banyak digunakan untuk transaksi bernilai rendah hingga menengah.
Meskipun penetrasinya lebih rendah, konsumen juga semakin sering menggunakan kartu kredit mereka untuk pembayaran, berkat keuntungan seperti poin reward dan diskon yang ditawarkan oleh bank.
ALSO READ: India floats regulations for non-bank POS payment aggregators
"Penggunaan kartu pembayaran telah meningkat selama beberapa tahun terakhir, didukung oleh inisiatif pemerintah Indonesia untuk inklusi keuangan, meningkatnya kesadaran konsumen tentang pembayaran digital, dan pengembangan infrastruktur seperti transisi ke standar EMV yang berkontribusi pada peralihan ke pembayaran menggunakan kartu," kata Shivani Gupta, senior banking dan payment analyst di GlobalData.
Program KEJAR pemerintah (Satu Pelajar Satu Rekening) adalah salah satu faktor utama yang membantu mendorong penetrasi perbankan dan kartu di Indonesia.
Masih ada banyak ruang untuk pertumbuhan. Jumlah terminal POS per 1 juta penduduk di Indonesia hanya mencapai 7.264 pada 2023, lebih rendah dibandingkan banyak negara tetangganya, yang menunjukkan adanya peluang signifikan untuk pengembangan lebih lanjut dalam infrastruktur POS, menurut GlobalData.
ALSO READ: Superapps to help drive BNPL userbase to 670 million by 2028
"Biaya yang lebih tinggi terkait dengan instalasi POS dan biaya layanan merchant menjadi tantangan utama dalam adopsi ini, terutama di kalangan merchant kecil," tambahnya.