Bank sentral: Filipina berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan pembayaran digital
Hampir 4 dari 10 warga Filipina kini memiliki rekening uang elektronik, kata Wakil Gubernur Tangonan.
Filipina berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuannya yaitu 50% pembayaran dilakukan secara digital pada 2023, menurut pejabat senior Bangko Sentral ng Pilipinas.
Pangsa nilai pembayaran ritel yang disebabkan oleh transaksi digital melonjak menjadi 42,1% pada 2022, naik dari hanya 31,3% pada 2021, kata Deputi Gubernur Mamerto Tangonan dari Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), saat berbicara kepada peserta Asian Banking & Finance Forum diadakan di Shangri-La The Fort, Manila.
Tangonan, yang mengepalai Payment and Currency Management Sector (PCMS) BSP mengaitkan peningkatan ini dengan upaya kolaboratif antara sektor publik dan swasta.
“Tidak ada satu sektor pun yang dapat melakukan hal ini sendirian,” kata Tangonan, mengutip upaya kolaboratif antara sektor publik dan swasta untuk mempromosikan pembayaran digital di negara ini.
Wakil gubernur menyoroti peran pembayaran pedagang dan transmisi pembayaran bisnis terutama gaji dan upah dalam lonjakan pembayaran digital.
“Momentum luar biasa ini, yang didorong oleh upaya tak tergoyahkan dari dunia usaha dan lembaga keuangan negara kita, menanamkan keyakinan bahwa kita berada di jalur yang tepat untuk mencapai keinginan kita ke depan dan peta jalan transformasi pembayaran digital yaitu mengubah 50% pembayaran ritel menjadi bentuk digital pada 2023,” kata Tangonan.
Pergeseran preferensi
Menurut survei lembaga keuangan BSP terbaru, jumlah pemegang rekening yang menggunakan rekeningnya untuk transaksi terkait pembayaran dalam jumlah besar, lebih tinggi dibandingkan mereka yang menggunakannya untuk tabungan.
Hal ini disebabkan oleh pergeseran preferensi konsumen dari menabung ke pembayaran. “Ada perubahan besar dalam perilaku konsumen ke arah pembayaran digital, dan hal ini menjadi kekuatan pendorong yang kuat,” kata Tangonan, seraya menambahkan bahwa layanan keuangan nomor satu yang diterima kebanyakan orang saat ini adalah pembayaran.
“Hal ini berbanding terbalik dengan observasi pada 2018, dimana jumlah pemegang rekening yang menggunakan rekeningnya untuk menabung lebih banyak, yaitu sekitar 76% dibandingkan untuk pembayaran,” tambahnya.
Menyiapkan aturan
Sedangkan untuk BSP, Tangonan mencatat perannya dalam mempromosikan pembayaran digital dengan menetapkan aturan main dan memastikan persaingan terbuka antar pemain.
“Mitra sektor swasta, lembaga keuangan yang menciptakan produk dan kemudian menyalurkannya ke nasabah untuk keuntungan mereka,” katanya.
Peluncuran dua jalur pembayaran digital baru, PesoNet dan InstaPay juga membantu mendorong adopsi pembayaran digital.
Lebih dari 600.000 pedagang telah mengadopsi dan menawarkan pembayaran kode QR BSP, QR Ph, dari hanya 30.000 saat pertama kali diluncurkan.
BSP juga berkolaborasi dengan industri pembayaran untuk meluncurkan inisiatif yang memberikan dampak paling besar. Dalam studi bersama yang dilakukan dengan Better Than Cash Alliance, misalnya, bank sentral mengidentifikasi lima kasus penggunaan utama yang secara total mencakup 97% transaksi ritel di negara tersebut, di antaranya adalah supplier payment, merchant payment dan pengiriman uang.
Dominasi e-money
Tangonan juga menyoroti pertumbuhan “eksplosif” akun e-money atau dompet digital di Filipina. Jumlah rekening uang elektronik telah melampaui jumlah rekening bank tradisional sejak 2021, yaitu sekitar 27,5 juta pengguna pada dua tahun lalu. Jumlah ini diperkirakan akan bertambah pada 2023.
“Ini menandakan langkah signifikan dalam inklusi keuangan, dengan persentase masyarakat Filipina yang memiliki rekening uang elektronik meningkat dari 8% pada 2019 menjadi 36% pada 2021,” katanya, seraya mengatakan bahwa akun e-money kini menjadi pilihan keuangan yang paling banyak digunakan.
Merevolusi perbankan
Di masa depan, BSP berupaya merevolusi layanan perbankan dan keuangan di dua bidang tertentu: agen tunai dan perbankan digital.
“Bank digital memperluas jangkauan layanan keuangan di seluruh negeri. Ada enam bank digital di negara ini. Pada 2023, lebih dari 5 juta simpanan atau deposit terdapat di bank digital,” kata Tangonan.
BSP juga terus mendorong lebih banyak pembayaran digital dan offline di seluruh negeri.
“Tidak bisa dipungkiri, masih ada wilayah di negara kita yang belum terjangkau pembayaran digital. Padahal masyarakat itu juga butuh layanan pembayaran, mudah-mudahan bisa didigitalkan, ”kata Tangonan. “Untuk lebih memajukan digitalisasi dan sepenuhnya memanfaatkan potensi manfaatnya, BSP berkolaborasi erat dengan industri secara aktif mengembangkan pembayaran digital baru.
Bank sentral juga berkolaborasi dengan industri untuk mengembangkan pembayaran digital baru. Di antara program percontohan tersebut adalah permintaan pembayaran, di mana toko atau pedagang dapat mengirimkan pengingat atau permintaan pembayaran. Pembayar kemudian hanya perlu mengotorisasi transaksi agar pembayaran dapat dilakukan.
BSP juga sedang mengerjakan fasilitas debit langsung yang memungkinkan nasabah mengelola pembayaran berulang secara efisien seperti sewa selama monetisasi, premi asuransi, dan pembayaran kartu kredit. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan wewenang kepada dealer untuk secara otomatis memotong dana dari tahun-tahun mendatang, kata Tangonan.