67% of APAC ultra-wealthy investors still seek human advisors

A study suggested that over-digitalisation could alienate investors.

Amidst the prevalence of wealth management firms looking to partner with or build their own robo-advisors to offer better financial advice to customers, a study by data and analytics firm GlobalData found that 67% of mass affluent investors in Asia Pacific still see the importance of having access to a human advisor or consultant.

“This shows the importance of the human aspect of wealth management services. If client-facing processes become overdigitalised it could alienate this large population of investors,” Oliver Wintle, wealth management analyst at GlobalData, noted.

As the use of technology aid processes, Wintle suggested that a hybrid approach combining digital tools with face-to-face contact is the best possible way of managing investment and to attract and retain the mass affluent segment.

Also read: Banks struggle with millenials' use of messaging apps

The same study also found that 40% of millennials in Asia-Pacific were contacting their wealth managers via a chat application in Q2 2018.

Pembekuan pendanaan menghantam penyedia layanan BNPL

Investor semakin sedikit mengalirkan dana ke penyedia layanan BNPL yang sudah menghadapi keuntungan margin yang tipis.

HSBC: Aliansi bank-fintech merupakan win-win

Pemberi pinjaman dapat belajar dari teknologi disruptif sambil membantu mereka mematuhi regulasi.

Tokenisasi aset perdagangan untuk menjembatani kesenjangan pembiayaan

Teknologi blockchain dapat mendesentralisasikan operasi keuangan dan mempermudah akses kredit.

BCA menjalankan komitmen terhadap keuangan berkelanjutan

Bank asal Indonesia ini mempertimbangkan aspek lingkungan dan tata kelola dalam keputusan pemberian pinjaman.

Mengapa UNOBank mendorong embedded finance tumbuh di Filipina

Bagi UNOBank, banking interface terpadu adalah strategi pertumbuhan sekaligus upaya inklusi keuangan.

OCBC mencoba mengurangi kesenjangan manfaat bagi agen properti di Singapura

Produk terbarunya menawarkan manfaat finansial di bidang perbankan, asuransi, dan perdagangan.

Upaya Malaysia menjadi anggota BRICS untuk mendorong perombakan sistem perbankan

Namun, tantangan muncul ketika menjauh dari ketergantungan pada AS dan SWIFT.

Platform pembayaran PingPong memperoleh lisensi PJP di Indonesia

PingPong mengincar ekspansi ke pasar ekspor senilai $320 miliar di negara tersebut.

Merger dan penutupan mengancam 3.800 bank di area pedesaan Cina

Sekitar 70 bank di area tersebut telah merger sejak 2023.